Sudah berapa tetes air mata yang keluar karenanya, dan aku yang mengusapnya?
Sudah berapa senyum yang hilang karenanya, dan aku yang memunculkannya?
Kamu tak pernah benar-benar sadar, atau pura-pura tak sadar apa yang
aku lakukan selalu saja tentang kamu. Semoga bukan karena kamu tak mau
sadar.
Melakukan apa pun untukmu selalu membuatku resah. Tidak, aku tak
memikirkan balasan yang mungkin tak akan aku terima, atau senyum yang
sedari awal bukan untukku. Aku hanya gelisah apakah kamu bertahan karena
adanya cinta, atau terpaksa. Sampai akhirnya aku menyadari satu sosok
dalam cermin. Aku yang bertahan, untukmu.
Entah. Aku tak tahu benar ini tentang cinta. Namun yang aku tahu,
cinta memang berkorban sampai sebegininya. Pengorbanannya tak pernah
terbatas. Sayangnya kadang tak pernah berbalas.
Akan tetapi apakah cinta yang agam harus bertahan sampai lebam?
Pundakku tak punya kata lelah menampung segala resah dan air matamu
untuknya. Ya, tak pernah untukku. Kamu menangis kepadaku, tapi
tangisanmu bukan untukku. Setelah semua yang aku lakukan, seketika kamu
tersenyum kepadaku, tetapi kemudian menyimpan sebagian besarnya untuk
dia.
Jangan salahkan aku terus mendoakanmu bersedih, karena hanya saat itu
kamu datang, duduk di sampingku, merebahkan kepala di pundakku.
Racikat Kata - Dara Prayoga
And the tittle is "Endless Love"
:))
Tenang banget kalo ngeliat gambar itu.
Dan sejenak percaya bahwa kesetiaan itu sangat berharga.
Digambarkan sepasang manusia yang telah bersama sejak mereka kanak-kanak, dan tumbuh dewasa bersama. Tumbuh dalam suatu kebiasaan yang sama, dan terbiasa melakukan hal secara bersama-sama ^^
Dan bersama merupakan hal yang indah.
Tapi ayolah come on, sekarang tahun 2012 dan sebentar lagi berganti ke 2013. Begitu susah menemukan pasangan yang cocok dan serius dari awal.
Mereka berfikiran, "Kita kan masih pacaran, penjajakan aja dulu nggak usah terlalu serius. Kita masih muda, and bla bla bla whatever -___-"
Dan aku benci sekali mulut pria seperti itu, sangat menjijikan.
Ingin memilliki kisah seperti mereka.
Ibu Hawa dan Nabi Adam, karena kesalahannya mereka diturunkan kebumi dari surga yang maha nikmat. Tapi mereka tetap berujuang bersama dan akhirnya dipertemukan kembali .
Atau kisah-kisah seperti dalam film drama romantis yang sering aku lihat, atau novel-novel teenlit yang sering aku baca :D
Assh, tapi sadarlah ini bukan Negeri Dongeng -__- ;)
Aku punya Burung Kertas ....
Konyol memang, di usia yang hampir 17tahun aku masih mempercayai mitos dari Jepang tentang 100 burung kertas =D
Hampir seperti sinetron picisan itu, setiap aku sedih aku mengambil origami di meja kamar dan mulai membuat burung kertas itu satu-persatu. Aku memang hampir tak punya teman bercerita, dan aku juga enggan membebani mereka sementara kami sama-sama hidup susah dan mempunyai tanggungan masing-masing.
Perlahan pola itu terbentuk dan mulai tampak bentuk jadinya, Burung Kertas ....
Dengan sabar aku lipat kertas-kertas itu agar tidak ada pola yang salah, agar sempurna, dan agar burung kertas itu dapat seimbang dan berdiri dengan tegak, tidak cacat dan berat sebelah, dan agar cantik.Tapi dibalik kecantikannya Burung Kertas itu juga rapuh, dengan perlahan air bisa menghancurkannya
Dan seperti itulah hidup. Dia cantik, tapi dia juga rapuh
100 burung kertas dapat mengabulkan permintaan si pembuat, aku selalu berharap itu benar.
Berharap kehidupanku bejalan normal, dan jauh dari fihak-fihak yang selalu menekanku.